Pesdik Sekolah Akhlaq berswafoto di depan Museum H.O.S Tjokroaminoto

Peringatan hari pahlawan di Sekolah Akhlaq SMP Muhammadiyah 9 Surabaya selalu meninggalkan kesan berbeda setiap tahunnya. Jika sebelumnya dilakukan kegiatan fashion show dengan mengenakan pakaian ala pahlawan juang, tahun ini pada Jum’at (10/11/23) peserta didik diajak melihat langsung tempat yang menjadi saksi heroik arek-arek Suroboyo melawan panjajah.

Kegiatan yang disebut dengan napak tilas itu difokuskan pada lima tempat penuh cerita dalam memerdekakan bangsa yaitu museum HOS Tjokroaminoto, musem sepuluh november, jembatan merah, hotel yamato dan monumen bambu runcing. Tujuannya untuk mengenang jasa pahlawan yang telah gugur demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Mengenakan baju pahlawan perjuangan kala itu, kunjungan pertama dilakukan di museum HOS Tjokroaminoto. Disana peserta didik melihat langsung rumah kenangan tempat tinggal salah satu pahlawan serikat dagang islam yang memiliki pengaruh besar dalam menggembleng proklamator Indonesia Ir. Soekarno. Foto-foto, cerita sejarah yang ditulis dalam bingkai foto yang melekat pada seluruh dinding serta duplikat barang milik beliau dahulu menjadikan pengunjung ikut merasakan suasana rumah namun dengan versi lebih modern. Peserta didik pun juga berkesempatan masuk ke kamar kos Ir. Soekarno yang berada di lantai 2. Tempat dimana Ir. Soekarno belajar ilmu agama.

Pesdik Sekolah Akhlaq sedang membaca kisah sejarah di museum Sepuluh November

Destinasi kedua berlanjut ke museum sepuluh november tugu pahlawan. Peserta didik bebas dan leluasa berkeliling museum yang berisikan duplikat surat-surat, seragam tentara, senjata yang digunakan dalam pertempuran 10 November hingga rekaman suara pidato Bung Tomo. Ruang diorama elektronik yang mengisahkan peristiwa pertempuran di Surabaya juga menarik perhatian karena selain suara rekaman penjelasan juga terdapat gambar tiga dimensinya. Tatanan dari beragam ornamen, fasilitas, dan barang bersejarah yang runtut semakin memperjelas suasana sejarah.

Setelah belajar di museum dengan melihat langsung peninggalannya, peserta didik mengunjungi Hotel Yamato tempat terjadinya perobekan bendera. Bertempat di halaman depan Hotel yang sekarang berganti nama menjadi Hotel Majapahit itu peserta didik mendapat penjelasan mengenai perobekan bagian warna biru dari bendera Belanda. Tentu mereka juga bisa melihat secara langsung tiang yang dulunya dipanjat oleh dua pemuda Indonesia hingga menjadi Bendera Merah Putih.

Tak kalah semangatnya, pada titik keempat yang dikunjungi yakni jembatan merah peserta didik begitu seksama mendengarkan penjelasan tewasnya Brigadir Jenderal AWS Mallaby ditengah terik panasnya Kota Surabaya.

Pesdik Sekolah Akhlaq menyimak penjelasan di depan monumen bambu runcing

Terakhir monumen bambu runcing menjadi destinasi yang dikunjungi dalam kegiatan napak tilas. Tujuannya agar peserta didik mengetahui bahwa monumen ini dibangun sebagai simbolik senjata yang digunakan arek-arek Suroboyo dalam melawan penjajah. Hanya dengan sebilah bambu para heroik mampu menjaga pertahanan dan keutuhan negara.

Kegiatan ini tentu meninggalkan kesan positif bagi peserta didik pasalnya mereka bisa belajar dengan melihat secara langsung tempat maupun peralatan yang digunakan oleh para pahlawan dalam melawan sekutu.

“Ini pertama kali saya mengunjungi museum perjuangan dan tempat bersejarah lainnya. Seru jadi bisa melihat langsung apa yang selama ini hanya saya dengar dari penjelasan guru atau di buku LKS ya meskipun iti replikanya tapi merinding ikut merasakan bagaimana dulu pahlawan dalam perang”, ujar Almira ketika mendengar suara diorama elektronik pertempuran Surabaya.

“Semoga dengan kegiatan napak tilas ini anak-anak memiliki jiwa nasionalis, cinta tanah air dan semakin semangat belajar sebagai bentuk meneruskan perjuangan pahlawan.” sahut Ika Puspa yang ikut serta mendampingi dalam kegiatan napak tilas. (Risalatin N.)