Kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) di Sekolah Akhlaq SMP Muhammadiyah Surabaya kembali digelar, Rabu-Selasa (22-28/11/23). Setelah mengambil tema kearifan lokal, kegiatan penerapan kurikulum merdeka kali kedua ini adalah suara demokrasi.
Tema tersebut dipilih karena bertepatan dengan Musyran (Musyawarah Ranting) PR IPM Sekolah Akhlaq untuk memilih calon formatur kepengurusan satu tahun mendatang. Mengangkat tema “Suara Demokrasi Satu Suara Menentukan Perubahan” kegiatan ini diikuti oleh peserta didik kelas VII dan VIII. Tidak hanya itu tema ini juga sebagai pembelajaran kepada peserta didik untuk mengenal demokrasi mengingat beberapa bulan lagi Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi terbesar dalam suatu negara.
Diawali dengan pemberian materi tentang demokrasi, teknis pelaksanaan demokrasi dalam pemilu, serta pentingnya hak suara nampak peserta didik antusias karena ini hal baru bagi mereka. Setelah penjelasan singkat mengenai demokrasi dalam pemilu secara umum giliran pengurus PR IPM yang menjadi panitia memaparkan prosedur pemilu di sekolah untuk memilih calon formatur kepengurusan PR IPM mendatang.
Dalam pelaksanaan suara demokrasi kegiatan P5 di Sekolah yang didaulat sebagai Sekolah Penggerak oleh Kemendikbud sedikit berbeda, pasalnya yang akan dipilih (dicoblos) berjumlah 11 orang dari 26 orang (calon formatur).
Layaknya pemilu untuk memilih kepala negara maupun anggota legislatif, pada kesempatan ini peserta didik juga diajak untuk membentuk timses, membuat alat peraga kampanye, mempromosikan diri melalui sosial media dengan video singkat hingga melakukan debat terbuka.
“Sangat seru apalagi ketika debat terbuka banyak hal baru yang didapatkan. Ini pengalaman pertama bagi saya karena belum pernah merasakan ikut pemilu ya karena belum memenuhi syarat usia juga hehe”, jelas Rosidatul peserta didik kelas VIII
Tanggapan serupa juga disampaikan oleh salah satu calon formatur dari kelas VIII-D. Ia mengaku banyak ilmu baru yang diserap serta pengalaman yang belum didapatkan sebelumnya.
“Saya senang dengan kegiatan P5 ini karena belajar langsung diajak praktik sesuai dengan tema yang dipilih. Apalagi saya baru pertama kali ini mendaftar sebagai pengurus PR IPM harus melewati wawancara setelah lolos harus membentuk timses, membuat alat kampanye sampai yang terakhir debat. Sungguh melelahkan namun terbayar lunas dengan pengalaman yang saya dapat”, ungkap Zakiyah calon formatur nomor urut 3.
Setiap tahapan dilewati oleh seluruh peserta didik dengan baik hingga proses pemilihan berlangsung. Selasa (28/11/23) seluruh warga sekolah berpartisipasi untuk menentukan 11 formatur yang akan mengisi posisi bidang umum (ketua, sekretaris, dan bendahara) dan ketua bidang yang ada pada struktur PR IPM periode 2024/2025.
Layaknya pemilu yang diselenggarakan oleh KPU secara totalitas peserta didik juga belajar untuk berperan sebagai panitia pemungutan suara, pengawas pemilu, saksi dan pengamanan pemilu. Di lokasi yang bertempat di hall lantai 2 juga tersedia lengkap peralatan seperti surat suara, bilik suara, kotak suara, serta tinta celup. Semua dilakukan dengan tertib dan lancar sesuai dengan tugas masing-masing sehingga nuansa seperti pemilu sesungguhnya.
Terakhir, dilakukan penghitungan suara oleh panitia pemilih (panlih) dengan pendampingan Ustad Rifqi dan Ustazah Risa. Dari 281 surat suara yang disediakan 214 suara dinyatakan sah, 51 surat suara tidak sah, dan 24 surat suara tidak terpakai sehingga menghasilkan 11 formatur terpilih dengan urutan suara terbanyak yang diperoleh.
“Alhamdulillah P5 berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir. Anak-anak juga menjalankan tugasnya dengan baik sesuai porsinya. IPM kelas IX juga menjalankan tugasnya dengan baik. Semoga miniatur pesta demokrasi negara kali ini memberikan banyak pembelajaran untuk pesdik, sehingga nanti ketika usia sudah memenuhi mereka bisa berpartisipasi aktif”, tutup Ustazah Rita selaku kurikulum yang juha mendampingi kegiatan P5. (Risalatin N.)