Foto Ustad Novi sedang memberikan tausiyah

Senin (01/01/24) pada momen MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) dimanfaatkan oleh Kepala Sekolah Akhlaq SMP Muhammadiyah 9 Surabaya untuk mengajak seluruh peserta didik maupun ust/ah introspeksi diri. Hal itu dilakukan sebagai upaya agar menjadi manusia yang bijaksana, manusia yang lebih baik dari sebelumnya, manusia yang selalu berusaha memperbaiki kesalahannya.

Dalam kesempatan yang dilakukan di musholla baru Sekolah Akhlaq, beliau menyampaikan agar selalu mengingat 5 perkara sebelum 5 perkara.

Pertama, mengingat waktu muda sebelum datang waktu tua. Masa muda memang menawarkan banyak kesenangan namun yang harus diingat bahwa Allah tidak menunggu hamba-Nya tua untuk dipanggil kembali pulang.

Kedua, mengingat waktu sehat sebelum datang waktu sakit. Ini yang sering dilupakan bahwa nikmat sehat adalah nikmat yang tak ternilai harganya sehingga mumpung masih diberikan sehat ayo kita manfaatkan untuk beribadah di jalan Allah.

Ketiga, masa kaya sebelum datang masa kefakiran. Yang ketiga ini mengingatkan kita semua bahwa bersedekahlah dengan harta berlebih yang dititipkan Allah sebelum musibah merusak harta yang menyebabkan fakir di dunia bahkan di akhirat.

Keempat, masa luang sebelum datang waktu sempit. Allah memberikan waktu 24 jam dalam satu hari, apakah waktu tersebut sudah kita manfaatkan dengan baik? Berapa persentase waktu kita untuk urusan dunia dan akhirat? Jangan sia-siakan waktu.

Kelima, hidupmu sebelum datang kematianmu. Akhir kehidupan seluruh makhluk di dunia ini adalah kematian. Sebelum masa itu datang manfaatkan kehidupanmu untuk memperbanyak amal kebaikan sebagai bekal karena ketika ajal sudah tiba semua amalan akan terputus.

‎إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.” (QS.Al-Isra’ : Ayat 7)

Terakhir, Ustad Novi (sapaan akrabnya) mengajak seluruh yang hadir di musholla untuk memanjatkan do’a.

“Hidup hanya sekali dosa jangan ditambah, amal janga dikurangi, rezki harus berbagi. Gugur bunga karena layu, gugur iman karena nafsu, gugur amalan karena pujian. Tertawa karena bahagia, menangis karena sedih, dan bertaubat karena dosa.

Yaa Allaah … rahmatilah kami untuk bersihkan hati dan sucikan jiwa dengan berprasangka baik kepada-Mu dan sesama serta selalu beribadah, bekerja, dan berbuat dengan ikhlas lillaahita’ala… Aamiin. (Risalatin N.)