Foto kegiatan persiapan sholat maghrib berjama’ah

Menutup semester gasal tahun pelajaran 2023/2024, Sekolah Akhlaq SMP Muhammadiyah 9 Surabaya melaksanakan kegiatan bertajuk Muhasabah Akhirussanah. Bertepatan dengan malam pergantian tahun, kegiatan yang diselenggarakan pada Ahad-Senin (31/12/23-01/01/24) itu juga memberikan paham kepada peserta didik bahwa tidak ada yang namanya perayaan tahun baru.

Budaya masyarakat merayakan tahun baru yang syarat dengan meniup terompet, menyalakan kembang api, hingga konvoi di jalan raya menjadikan Sekolah Akhlaq menggagas kegiatan positif bermanfaat yakni Mabit dan Muhasabah Diri.

Seperti yang disampaikan oleh Ustad Sutrisno dalam sambutan pembukaan, bahwa dalam agama Islam tidak ada perayaan tahun baru, justru last day itu seharusnya dijadikan momen instropeksi diri.

“Yang perlu kalian tahu dalam Islam tidak ada ajaran untuk merayakan pergantian tahun. Sebenarnya tahun baru kita adalah tahun baru Islam makanya sekolah ini setiap tahun mengumpulkan kalian di sekolah biar tidak kemana-mana dan ikut tren”, ujar guru TIK yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah.

Kegiatan Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa) tahun ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Biasanya diselingi suguhan penampilan adu bakat pentas seni dari peserta didik, kali ini berganti lomba kreasi masak antar kelas sebelum kegiatan inti muhasabah diri.

Dalam lomba memasak peserta didik dibagi menjadi dua kelompok, dimana masing-masing kelompok diharuskan menyajikan satu menu makanan dan minuman untuk dinilai dewan juri.

Foto peserta didik kelas VIII-A sedang membuat ayam laos

Terlihat kekompakan dan semangat peserta didik dalam mengekskusi bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dari rumah agar bisa memberikan hasil terbaik. Beraneka macam olahan mulai dari ayam laos, udang asam manis, steak ayam, nugget bumbu balado, geprekan, hingga sate ayam. Begitu pun dengan pelengkapnya, mereka meracik minuman pelepas dahaga diantaranya es buah, es cao, es milo dan es jelly leci.

Menyaksikan keseruan peserta didik dengan aneka masakan yang diciptakan, Ustazah Alifah salah satu juri yang akan memberikan penilaian mengaku bangga terhadap usaha yang ditunjukkan oleh peserta didik.

“Ternyata anak-anak ini memiliki bakat memasak yang luar biasa. Melebihi ekspektasi, meskipun mereka berproses secara mandiri tanpa bantuan nyatanya bisa terlebih pesdik laki-laki. Saya acungi jempol”, jelasnya.

Tidak hanya dilombakan, ajang memasak antar kelas ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan life skill (memasak) peserta didik ditengah kemudahan layanan pesan antar makanan yang menjamur dikalangan anak muda.

Selain life skill yang menjadi fokus pada kegiatan akhir program kerja kaur kesiswaan, mabit muhasabah diri untuk menyentuh sisi religius peserta didik juga dilakukan. Rangkaian kegiatannya meliputi sholat fardhu berjama’ah, muroja’ah, sholat lail berjama’ah hingga renungan sebagai bentuk introspeksi diri.

Seluruh peserta didik diajak untuk melihat diri sendiri atas apa yang sudah dilakukan selama ini. Apakah lebih banyak kebaikan atau malah sebaliknya?

Peserta didik terlihat begitu khusyu’ dalam mengikuti mabit meskipun terlihat juga berusaha melawan rasa kantuk.

“Senang dengan kegiatan positif yang diadakan oleh sekolah ini jadinya saya belajar masak dan melakukan kegiatan positif bermanfaat seperti mengaji dan sholat malam dipergantian tahun. Semoga kedepan menjadi pribadi lebih baik. Aamiin”, ungkap Daanish salah satu pesdik kelas VII. (Risalatin N.)